Garam adalah salah satu bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. tapi tahukan kalian sejak kapan garam mulai menjadi bagian dari kebutuhan hidup manusia? Pertanyaan tersebut memang terkesan sederhana, namun justru pertnyaan seperti itulah yang sangat sulit untuk dijawab, bahkan untuk dunia yang (katanya) telah memiliki teknologi canggih untuk penelitian tentang masa lalu.
Penemuan-penemuan terakhir menunjukkan bahwa garam mungkin memainkan peran penting dalam masyarakat prasejarah atau masyarakat yang ada sebelum kemunculan tulisan. Kemudian muncul pertanyaan, bagaimanakah manusia masa lalu mendapatkan garam? Dua teknik yang biasa digunakan didasarkan pada ekstrasi bongkahan garam atau deposit sedimen yang mengandung konsentrasi tinggi garam yang dapat dimakan, dan kumpulan garam yang dikeringkan oleh matahari di rawa-rawa garam. Pengetahuan teknik-teknik ini yang digunakan dahulu kala untuk mengeksploitasi material mentah seperti garam, obsidian, atau tembaga, memungkinkan para arkeolog untuk mendeduksi informasi penting mengenai kebutuhan dan tingkat kompleksitas masyarakat-masyarakat kuno.
Baru-baru ini, pada tanggal 1 Desember 2010, Jurnal TUBA-AR telah merilis berita mengenai hasil penelitian di bidang Arkeologi yang berisi tentang penemuan tambang garam yang diyakini sebagai yang tertua saat ini. Tambang garam yang ditemukan tersebut berada di wilayah Lembah Araxes, Azerbaijan. Para peneliti dikejutkan oleh produksi garam intensif yang dilakukan di tambang ini setidaknya pada tahun 3500 SM.
Lembah Araxes, Azerbaijan |
Studi ini yang pelaksanaannya berkolaborasi dengan Azerbaijan National Academy of Sciences akan membantu menguraikan bagaimana peradaban-peradaban kompleks pertama yang muncul antara 4500 SM dan 3500 SM di Kaukasus terorganisir. Demikian seperti yang dilansir oleh ScienceDaily (27/11/10).
Untuk memahaminya, peneliti CNRS Catherine Marro beserta timnya mengeksplorasi lembah Araxes (Turki, Iran, Azerbaijan) selama sepuluh tahun terakhir dan memfokaskan penelitian mereka pada tambang garam Duzdagi yang berlokasi di Azerbaijan, lebih khusus lagi di sebelah Jalur Sutra zaman pertengahan yang menghubungkan Tabriz (di barat laut Iran) dengan Konstantinopel. Hingga saat ini, penelusuran-penelusuran eksploitasi deposit ini, yang masih beroperasi, diketahui mulai dari abad ke-2 SM. Penanggalan ini didasarkan pada penemuan tak terduga di tahun 1970an dari sebuah runtuhan serambi kuno yang berisikan sisa jasad empat pekerja yang terkubur bersama peralatan mereka.
Pada tahun 2008, satu tim Azerbaijan-Perancis yang dipimpin oleh Marro dan koleganya Veli Baxsaliyev memulai eksplorasi sistematis tambang Duzdagi. Tim tersebut menemukan beberapa artefak seperti keramik dan temuan yang diduga merupakan peralatan yang digunakan pada masa itu, yang tertua berasal dari tahun 4500 SM. Ini merupakan yang pertama kalinya artifak-artifak tersebut dari periode ini ditemukan dalam jumlah besar di sebuah tambang garam. Oleh karena itu para peneliti bisa menunjukkan bahwa eksploitasi tambang garam ini sudah berlangsung sangat lama, setidaknya dimulai pada abad kelima SM. Dengan demikian Duzdagi merupakan tambang garam tertua yang diketahui hingga saat ini.
Satu lagi fakta yang mengagumkan ialah bahwa banyaknya artifak-artifak berasal dari awal Zaman Perunggu mengindikasikan bahwa tambang Duzdgi secara intensif dieksploitasi sejak abad ke-4 SM. Ratusan artefak seperti beliung dan palu ditemukan di dekat pintu masuk terowongan-terowongan yang runtuh serta banyaknya pecahan keramik tanah liat yang ditemukan dekat lokasi tersebut kemudian diperkirakan merupakan bagian kebudayaan yang dikenal sebagai "Kuro-Araxes".
Penemuan ini menimbulkan banyak pertanyaan, seperti siapa yang melakukan penambangan tersebut dan untuk apa garam tersebut digunakan pada abad ke-5 dan ke-4 SM? Untuk mencari sebagian jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut, para arkeolog berharap dalam waktu dekat ini bisa menggali terowongan-terowongan yang runtuh tersebut yang meliputi lebih dari 6 km2.
Oleh: Dede Semiawan
Oleh: Dede Semiawan
Post a Comment